Ambil Sperma Beku, Cara Dinas PKH Selamatkan Kerbau Belang dari Kepunahan

Petugas UPT IB Dinas PKH Toraja Utara sedang menampung sperma beku  kerbau belang jantan saat hendak kawin dengan kerbau betina. Tana Toraja  – 06 Juni 2017, 10:28:26


Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Sulsel punya cara tersendiri untuk menyelematkan generasi kerbau belang (KB) di Kabupaten Toraja dan Toraja Utara.

Kerbau belang  sebelum hendak dipotong pada puncak acara budaya di Toraja, petugas IB dari Dinas PKH kabupaten turun melakukan pegambilan sperma dengan cara memancing kerbau belang pejantan mengawini kerbau betina yang sudah disiapkan.

Tentu petugas IB tidak serta merta bisa mengawinkan kerbau belang jantan dengan kerbau betina, tetapi harus terlebih dahulu meminta izin  dengan pemilik kerbau.

Pada saat kerbau hendak mengawini  kerbau betina tersebut, dengan cekatan petugas IB memasang alat untuk menampung sperma yang dikeluarkan oleh kerbau jantan tersebut.  Sperma yang dikeluarkan ini lalu ditampung ke dalam kontainer semen beku N2Cair agar spermanya tetap bertahan lama.

Kabid PKH Toraja Utara, Paulus Tikutondok, S.Pt bersama dengan Adrianus Mario salah seorang petugas UPT IB Torut, mengatakan, pengambilan sperma kerbau belang atas petunjuk Kadis PKH Provinsi Sulsel, Ir Abdul Asis, bahwa sebelum kerbau dipotong saat pesta adat, harus diambil spermanya.

Menurutnya, dengan mengambil sperma kerbau yang mau dipotong akan menyelematkan generasi baru hingga 200 dosis semen beku atau sekitar 200 ekor kerbau belang hasil kawin suntik.

Pengambilan sperma kerbau belang ini, sebut Paulus, untuk mendukung program pemerintah melalui program Upaya Khusus Sapi/Kerbau Induk Wajib Bunting.

Lihat videonya: http://fajaronline.com/video/video-upaya-dinas-pkh-selamatkan-kerbau-belang-dari-kepunahan 

Dikatakan Abdul Asis, kerbau belang di Toraja ini terancam punah jika tidak dilestarikan. Setiap tahun kerbau belang yang dipotong di Toraja maupun di Toraja Utara mencapai ribuan ekor. Dan, jika tidak ada pembudidayaan maka terancam punah. Lagian pula  kerbau belang yang memang dipelihara untuk dipotong pada acara budaya, tidak dibiarkan kawin dengan kerbau betina.

 “Ada imej di pemilik kerbau belang jika dikawinkan maka performancenya akan turun. Inilah kenapa keturunan kerbau belang langka. Karena lambat regenerasinya,” tandasnya.

Kabag Program Dinas PKH Provinsi Sulsel, Ir Andi Panggeleng, MM, mengatakan, dinas PKH Provinsi Sulsel meminta kepada PKH kabupaten agar kerbau yang mau dipotong saat pesta adat sebaiknya diambil dulu spermanya. Ini dilakukan untuk menyelamatkan generasi berikutnya.

Peternak kerbau belang  di Toraja selama ini enggan mengawinkan kerbaunya karena dengan membiarkan kerbaunya kawin liar, dianggap bisa menurunkan performance kerbaunya.

Dan, ini tentu akan berpengaruh terhadap nilai jual. Sekadar diketahui, kelas kerbau yang divideokan ini harganya sudah tembus Rp500 juta. Bahkan, ada kerbau belang yang  nilainya mencapai miliaran rupiah per ekor. (

 Cityzen Report: Nasrullah

Leave a comment