Konsekuensi dari sebuah pilihan

Adi, seorang mahasiswa magister yang hampir menyelesaikan pendidikannya ditanyakan mengenai suatu hal oleh dosennya. Bersama tanda tanya besar Adi sangat heran mengapa dosennya menanyakan tentang hal tersebut padanya.

Dosen : “Adi, silahkan tuliskan pada sebuah kertas yang ada dihadapanmu tentang orang-orang yang paling berarti dalam hidup anda”.

Tanpa berfikir panjang, Adi segera mengisi secarik kertas dengan tulisan tangannya. Yaitu Orang Tua, Istri,Anak, Kakak, dan Adik.

Sang dosen tersenyum melihat pilihan-pilihan yang telah dituliskan oleh Adi pada kertas tersebut. Kemudian, sang dosen kembali mengatakan sesuatu,

Dosen : “Sekarang, silahkan anda hapus 2 pilihan yang telah anda tulis pada kertas tersebut”.

Adi mulai Nampak bingung. Dengan penuh tanda tanya dalam fikirannya, Adi tetap melanjutkan perintah dosennya. Yaitu menghapus beberapa pilihan yang telah ia tulis. Dengan perlahan, Adi menghapus Kakakdan Adik dari daftar yang telah dituliskannya.

Dosen : “Sekarang anda hanya memiliki 3 pilihan dari orang-orang yang sangat berarti dalam kehidupan Anda. Yaitu Orang Tua, Istri, dan Anak. Permintaan saya yang terakhir adalah, silahkan hapus 2 pilihan yang telah anda tulis, dan tentukan hanya 1 pilihan. Dimana ia adalah orang yang paling berharga buat anda, dalam kehidupan anda, serta rasanya benar-benar dapat membuat anda bahagia..”.

Adi tertegun, penuh dengan kebingungan, serta dalam benaknya semakin bertanya-tanya maksud dari permintaan dosennya.

Adi berfikir sangat lama. Dan setelah menit demi menit berlalu, sang dosen kembali mengatakan sesuatu,

Dosen : “Silahkan tentukan pilihan anda sekarang..!”.

Kisah Inspirasi Pilihan hidup III

Dengan tangan yang seakan terlihat berat, Adi segera mengambil penanya yang tergeletak dan menghapus 2 daftar yang telah ia tulis sebelumnya. Ia hanya menyisakan satu nama. Yaitu Istri.

Adi merasa seakan suara tapak sepatu dosen yang mendekatinya sangat sayu. Ia merasa bagaikan masuk ke dalam sebuah ruangan yang penuh dengan kenyataan. Meskipun hanya sebuah pilihan yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan, Adi sangat merasa bersalah.

Dengan spontan, sang dosen bertanya dengan nada yang sangat lembut namun tegas. “Mengapa anda memilih Istri yang menjadi satu-satunya pilihan dan keputusan dalam kertas tersebut?!”.

Dengan mencoba menenangkan fikiran dan perasaannya, Adi menjawab dengan suara yang agak sedikit serak dan nada yang rendah,

“Orang Tua, Istri, Anak, Kakak, dan Adik. Meskipun semua yang saya tulis tadi adalah pilihan dan juga takdir dariNya, tetapi saya memiliki satu hal yang tidak saya dapatkan dari seorang Istri. Yaitu PILIHAN. Saya tidak bisa memilih siapa orang tua saya, saya tidak bisa memastikan seperti apa anak saya saat sebelum lahir, dan saya juga tidak bisa menentukan siapa Kakak atau Adik sebelum mereka ada, tapi…, seorang Istri, adalah PILIHAN saya meskipun dia juga sebenarnya adalah pilihanNya”.

Itulah kehidupan. Meskipun hanya bersifat sementara, namun hargailah pilihan anda. Bersyukur apa yang telah di pilih, karena sesungguhnya tanpa kita sadari itu semua adalah pilihanNya. Ya, sebuah pilihan yang terbaik dariNya untuk kita merasakan sebuah makna kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan.

Leave a comment