Study Multy Creative Learning

Tujuan lesson study adalah memotivasi peserta didik/mahasiswa aktif belajar mandiri. Belajar mandiri merupakan usaha individu pembelajar untuk mencapai suatu kompetensi akademis. Dengan demikian dalam belajar mandiri pembelajar menentukan tujuan pembelajarannya, merencanakan prosesnya, menggunakan sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan-keputusan akademis, dan melakukan kegiatan-kegiatan yang dipilihnya untuk mencapai tujuan belajar (Brookfield. 2001).

Model belajar mandiri adalah student centered, berpusat pada mahasiswa. Tugas Dosen/guru dalam belajar mandiri sebagai fasilitator dan mediator, tidak lagi memposisikan diri sebagai aktor utama yang mendominasi pembelajaran. Realitas menunjukkan, sampai dengan sekarang belajar mandiri kurang berjalan dengan baik. Sepanjang pengamatan penulis, beberapa faktor penghambat dalam belajar mandiri adalah: 1. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran sehingga cenderung menggunakan pola lama yakni pembelajaran yang berpusat pada dosen. 2. Kurangnya pemanfaatan sumber daya sekitar baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. 3. Belum terbentuknya komunitas keilmuan di lingkungan kampus sehingga minim kegelisahan akademik baik pada level akademisi. 4. Ketiadaan program sister school yang berorientasi pada kualitas peningkatan pembelajaran. 5. Komunitas dosen antar kampus dalam program MGMP belum berjalan dengan optimal, program yang dilaksanakan sebatas pemenuhan administrasi profesi. Tulisan ini berupaya menemukan breaktrough sehingga lesson study dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas dengan menitikberatkan pada model-model pembelajar atau strategi pembelajaran sebagai bentuk inovasi pembelajaran dan sebagai upaya menjadikan mahasiswa tergugah untuk belajar fokus sebagaimana tujuan lesson study.

Siklus Lesson Study Ada tiga siklus dalam lesson study. Prinsipnya siklus selalu kontinyu, berulang untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Tiga siklus dalam lesson study berupa plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (merefleksi). Secara skematis digambarkan sebagai berikut:

 

Rencana yang dimaksud dalam siklus ini adalah rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan rencana jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Dalam perencanaan beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Dalam perencanaan terdapat beberapa prinsip yang dapat dikembangkan yakni: 1. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran harus jelas. 2. Rencana yang disusun harus sederhana dan fleksibel. 3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pelaksanaan menunjang ketercapaian kompetensi yang digariskan. 4. Utuh dan menyeluruh. 5. Dikoordinasikan dengan lingkungan dan seluruh stakeholder kampus

. Rencana pembelajaran yang disusun lebih mengerucut lagi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berisi garis besar apa yang akan dikerjakan oleh Dosen dan mahasiswa. Dengan demikian RPP menekankan pada action dosen dan mahasiswa. Agar model pembelajaran dosen variatif maka diperlukan MCL (Model Creative Learning). Do (melaksanakan) berangkat dari perencanaan. Melaksanakan merupakan bentuk tindakan yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana. (Dalam praktiknya tindakan atau pelaksanaan dituntun oleh perencanaan, namun tidak mutlak mengikuti perencanaan karena yang dihadapi adalah dunia nyata. Dalam siklus kedua ini dilakukan observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait, artinya tindakan sebagai buah dari perencanaan diobservasi sebagai bahan refleksi sekarang dan sebagai pijakan pada siklus berikutnya. Observasi penting dilaksanakan karena dalam praktik senantiasa terbatas oleh kendala dan terdapat celah untuk perbaikan. Siklus yang ketiga adalah see (merefleksikan). Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami filsafat, proses, masalah, dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan dalam perencanaan dan tindakan.

 

Multy Creative Learning Multy Creative Learning atau MCL didefinisikan sebagai model–model pembelajaran atau model-model strategi pembelajaran. Implementasi dari setiap strategi harus melihat kondisi, kompetensi dasar, materi, apersepsi dari mahasiswa, dan tentu model pengelolaan kelas yang diterapkan (klasikal atau individual). Dalam strategi pembelajaran paling tidak ada 46 model dan bentuk penilaian proses pembelajaran setidaknya terdapat 18 strategi. Ke-46 model atau strategi pembelajaran yang dimaksud adalah critical incident, prediction guide, teks acak, reading guide, group resume, prediksi kawan, assessment search, quistions students have, instant assessment, active knowledge sharing, true or fals, inquiring minds want to know, listening teams, guided note taking, synergetic teaching, guided teaching, active debate, point-counterpoint, reading aloud, learning starts with quistion, planted quistions, information search, card short, the power of two, team quiz, jigsaw learning, every one is teacher here, peer lessons, learning contract, index card math, giving questions and getting answer, croosword puzzle, physical self assessment, keep on learning, modeling the way, billboard ranking, silent demonstration, practice rehearsal pairs, lightening the learning climate, metode ceramah, role play, the learning cell, diskusi, dan bermain jawaban.

 

Idealnya dosen sebagai fasilitator dan mediator mempelajari berbagai ragam pembelajaran tersebut yang nantinya diaplikasikan dan divariasikan dalam pembelajaran.

 

Implementasi Strategi Pembelajaran dalam Lesson Study Dalam implementasi strategi pembelajaran dalam lesson study tentu berangkat dari siklus pertama yakni perencanaan. Dalam konteks ini guru mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, pengelolaan kelas, dan karakteristik materi serta tingkat kesukaran. Langkah berikutnya adalah memilih strategi yang paling tepat agar daya serap mahasiswa maksimal dan mengarahkan mahasiswa menjadi pembelajar fokus dan spesifik.

Leave a comment