Kalau bicara masalah pacar, memang nggak ada habis-habisnya. Apalagi kalau kamu baru dapet pacar, wuih.. dunia serasa milik berdua, selain itu juga pengennya pasti berdua melulu. Tapi, satu hal yang mungkin bagi kamu merupakan sebuah masalah, yaitu merasa bingung ketika orang tua kamu mulai bertanya, “By the way, pacar kamu siapa sekarang?!”, atau “Kamu tuh kerjaannya nelfon mulu, emang kamu nelfon siapa sih?!?”. Kalau udah begitu ceritanya, menurut penerawangan saya itu adalah sebuah pertanda bahwa orang tua kamu ingin mengetahui siapakah teman dekat (pacar) kamu saat itu.
Kalau kamu pernah, atau memang sedang mengalami hal seperti ini, solusinya ya membiarkan orang tua kamu tahu dengan memperkenalkan siapakah pacar kamu sekarang ini. Tapi.., kita tahu bukan segampang itu kamu harus memberikan jawaban yang menjadi pertanyaan orang tua kamu itu, karena pasti sedikit banyaknya kamu akan memikirkan beberapa pertimbangan, terutama bagaimana caranya agar orang tua kamu memiliki image positif dengan pacar kamu itu. Apalagi, kalau orang tua kamu type-nya pemarah, atauover protective. So tanpa basa basi, saya akan coba berikan tips ngenalin pacar ke orang tua kamu.
> Berikan informasi yang bisa membantu pacar kamu
Sebelum kamu memperkenalkan pacar kamu dengan orang tua kamu, coba berikan beberapa informasi yang bisa menggambarkan bagaimanakah orang tua kamu. Misalnya bagaimana karakternya, apa hobinya, atau bisa juga memberikan gambaran mengenai hal-hal yang tidak disukai oleh orang tua kamu. Dengan memberikan sedikit gambaran tentang orang tua kamu, si dia akan bisa menyesuaikan atau beradaptasi dengan lebih mudah, karena informasi yang kamu sampaikan bisa di jadikan pedoman oleh sidia.
> Tunggu saat yang tepat
‘Ketika mood seseorang sedang bagus, maka kamu bisa mendapatkan apa saja darinya’. Naah.., alangkah lebih baik jika kamu mengetahui dahulu bagaimana kondisi orang tua kamu saat itu. Untuk mengetahuinya ya cuma kamu yang tahu, karena setidaknya kamu bisa melihat kondisi orang tua kamu bagaimana. Kalau kamu merasa kesulitan untuk mengetahuinya, kamu mungkin bisa coba menerapkan kebalikan dari cara ini. Yaitu dengan mengajak pacar kamu main ke rumah kamu ketika orang tua kamu sedang memerlukan bantuan. Karena dengan kondisi seperti itu, pacar kamu bisa membantu pekerjaan yang sedang dilakukan orang tua kamu, selain itu secara tidak langsung cara ini akan membuka jalan dan kesempatan agar pacar kamu dan orang tua kamu bisa berinteraksi.
> Jangan lupa untuk bersalaman
Bersalaman, kesannya memang mudah. Tapi jangan salah, terkadang ini menjadi satu hal yang terlupakan oleh kita. Dengan bersalaman, kamu telah menempatkan si dia di hati orang tua kamu. Dan juga, dengan bersalaman kamu akan menjadikan kondisi kamu dan dia lebih baik dari sebelumnya. Jangan lupa sedikit menerapkan teori memperkenalkan, yaitu dari kecil ke yang besar. Comtohnya, (Misalnya nama pacar kamu Rafki) “Rafki, kenalin, ini mama aku..”. Atau akan lebih baik berikan sanjungan pada orang tua kamu, “Rafki, kenalin, yang ganteng ini papa aku lho..”. Yah.., namanya juga lagi ngambil hati, wajar kalau sedikit memberikan sanjungan. Tapi ingat, jangan terlalu berlebihan.
Kemarin saya sudah menuliskan beberapa poin tentang cara mengenalkan pacar ke orang tua. Tapi sebelumnya saya review lagi sedikit, bahwa tidak semua diantara kamu dapat dengan mudah memperkenalkan pacar ke orang tua kamu. Bagi yang belum baca, atau mungkin lupa, silahkan di simak kembali bagian pertama dari bagaimana memperkenalkan pacar ke orang tua. Tanpa basa basi lagi, saya akan lanjutkan poin berikutnya :
> Jadilah seorang pendengar dan pembicara
Ketika kamu memiliki kesempatan berbicara dengan orang tua kamu, libatkanlah pacar kamu dalam obrolan yang sedang dibicarakan. Dengan begitu kamu telah mencoba membuka interaksi antara kamu dan pacar kamu, tapi juga jangan sampai kamu terlalu mendominasi dalam obrolan yang sedang kamu bicarakan. Dengan membiarkan pacar kamu berbicara dengan orang tua kamu, maka itu adalah awal yang bagus. Karena dengan obrolan kecil tersebut, kamu telah memberikan kesempatan pada orang tua kamu untuk mengetahui lebih dalam karakter pacar kamu itu. Dan juga dengan itu, kamu telah memberikan kesempatan juga sama pacar kamu untuk melakukan pendekatan sama orang tua kamu.
> Hindari ‘lupa diri’
Ketika kamu sedang ingin memperkenalkan pacar kamu ke orang tua, usahakan jangan sampai ‘lupa diri’. Ya.., pada intinya bisa di bilang jagalah sopan santun. Meskipun kamu sedang di rumah kamu sendiri, tapi jangan sampai kamu kelupaan bahwa kamu sedang berada dalam situasi perkenalan. Jadi, secara tidak langsung orang tua kamu bisa menilai bagaimanakah gambaran hubungan antara kamu dan si dia, dan dengan itu orang tua kamu bisa menilai antara kamu dan dia. Kan orang tua juga pernah muda, jadi udah berpengalaman juga lah.. [smile]
> Membawa buah tangan/makanan kecil
Buah tangan biasanya kita artikan dengan oleh-oleh. Tapi sebelumnya, poin ini adalah untuk kamu yang mau kenalan sama orang tua pacar kamu. Coba deh bawa buah tangan sewaktu kamu ingin kenalan sama orang tua pacar kamu. Jangan yang berat-berat.., cukup makanan ringan aja (Asalkan jangan kuaci [ketawa ah]). Ingat.., namanya juga proses ‘memperkenalkan’. Jadi kalau kamu mau mengambil hati dan membuat sedikit orang tua pacar kamu, nggak ada salahnya membawakan makanan favorit orang tua pacar kamu. Berhubung ini adalah poin tambahan. Jadi.., up2u mau bawa atau tidak. Kalau nggak bawa juga nggak apa-apa.. Tapi kalau mau bawa, jangan bawa kacang yah. Soalnya ntar kalau orang tua pacar kamu ternyata ompong, kan berabe jadinya.
Orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Jika (mungkin) mereka marah atau memiliki kesan negatif sama pacar kamu, itu bukan karena mereka terkesan over protective sama kamu, melainkan mereka hanya ingin yang terbaik buat kamu.
Itulah tujuan dari tips ini. Selain bagaimana caranya untuk memperkenalkan, tapi sekaligus bagaimana cara untuk mengantisipasi hal di atas. Okay.., kaya’nya itu aja. Bagi kamu yang masih kebingungan untuk mengenalkan pacar kamu sama orang tua kamu, semoga tips ini bisa membantu kamu
Sumber : Andy F
Suhardi, Ph.D 