Hidup Itu Harus Perhitungan

Hidup itu harus perhitungan. Sekilas dari judulnya, sepertinya hidup itu harus pelit dan matreliasis buanget yaa, tapi hidup itu memang harus perhitungan dalam artian positif. Sejauh kaki melangkah, seberapa banyak waktu yang dihabiskan, sebesar apa pengorbanan, semuanya harus dikalkulasikan, diperhitungkan.

1.Perhitungan dengan Waktu

Ada 24 jam sehari, siang dan malam. Jika waktu 24 jam tersebut dikalikan dengan umur kita sekarang, silahkan dihitung, mungkin ratusan ribu jam, mungkin lebih. Lalu pernahkah kita mengingat untuk apakah waktu sebanyak itu kita habiskan? Macam-macam aktivitas tentunya, mungkin saja ada waktu untuk bekerja ,sekolah, ibadah, istirahat, internet, dan seabreg aktivitas lainnya. Mari kita hitung dari sebagian waktu yang kita habiskan, paling tidak dalam sehari, apakah waktu tersebut banyak di-isi dengan hal-hal yang berguna atau malah banyak disia-siakan untuk sesuatu yang kurang bermanfaat?
Jika waktu luang tersebut lebih banyak di habiskan untuk main game, chating, facebook, ngegosip, karaoke, selingkuhan, pacaran, dsb, sungguh-sungguh kita bukan orang yang bijak memanage waktu. Boleh-boleh saja menggunakan waktu untuk bersenang-senang asalkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, dan tidak melupakan waktu untuk ibadah terutama sholat lima waktu yang hanya membutuhkan beberapa menit saja. Kita harus selalu ingat bahwa manusia itu selalu berada diantara hidayah Allah dan tipu daya syeitan. Lengah sedikit saja, syeitan akan menjerumuskan seseorang kedalam lembah yang sia-sia/negatif dan itu merusak hidup individunya sendiri.
2. Perhitungan dengan Uang
Kata orang, uang bisa dicari asalkan usaha. Betul. Akan tetapi, haruskah kita melakukan pemborosan dengan membeli barang yang kurang penting, membeli sesuatu demi jaga image biar dikatakan tidak ketinggalan jaman dan untuk gaya-gaya-an saja? Kita sudah hidup di jaman materialistis, apa-apa butuh duit, hanya saja sangat disayangkan sekali jika uang yang kita cari dengan susah payah lebih banyak dihabiskan untuk sesuatu yang merugikan diri sendiri
Seperti karyawan yang mendapatkan upah bulanan, baru gajian beberapa hari sudah habis, jadinya malah gali lobang tutup lobang,  padahal sebulan itu lama. Daripada uang dihabiskan untuk menuruti hawa nafsu, makan minum sepuas hati, beli pulsa berkali-kali buat chating, bbm, dsb, alangkah lebih indahnya jika ditabung sedikit demi sedikit untuk masa depan, untuk keperluan tidak terduga lainnya. Tidak sedikit orang yang menghabiskan uang hanya untuk pacaran dan selingkuhan, mungkin merasa ada kepuasan akan tetapi perlu diperhitungkan apakah rasa kepuasan itu berharga di mata Tuhan? Rasanya, kita tidak mau-kan jika disebut orang tolol, bego.
3. Perhitungan dengan Tenaga dan Pikiran
Mencari pekerjaan memang sulit, tapi ada kalanya setelah mendapatkan pekerjaan, lebih banyak memporsir tenaga dan tidak sesuai dengan upah didapat. Mau berhenti kerja malah malu disebut pengangguran. Kita, orang Indonesia, terbiasa memiliki watak karyawan ketimbang jadi pengusaha. Tidak sedikit lulusan sarjana luar negeri, S1,S2,dll, ujung-ujungnya malah berkeinginan jadi pegawai / karyawan bahkan jadi pengangguran. Berapa banyak dana, tenaga, pikiran yang di habiskan? Jika sebagai pegawai lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran ketimbang penghasilan, perlu diperhitungkan dan dipertimbangkan  untuk beralih profesi, dengan mencoba membuka usaha sendiri. Penjual ikan/ayam dipasar tradisional, meski badan kotor dan penampilan lusuh, akan tetapi penghasilan mereka lebih besar ketimbang pegawai kantor yang tampak necis dan wangi.
4. Perhitungan dalam Pergaulan/Pertemanan
Orang bijak berkata ” lihatlah seseorang dari lingkungan pergaulannya”, ada benarnya juga. Meskipun ada juga yang mengatakan “Intan berlian meskipun dalam kubangan sampah, tetaplah intan berlian”. Mencari sahabat sejati itu sulit tapi mencari teman itu mudah. Manusia butuh bersosialisasi, bergaul dengan siapa saja, sebagai pengalaman untuk menjadi orang baik dan lurus tentunya. Namun bergaul juga harus pilih-pilih teman, sebab lingkungan lebih banyak mempengaruhi hidup seseorang.
Sesuatu yang mengandung unsur negatif lebih cepat menular ketimbang yang positif. Jika bergaul dengan orang baik-baik, akan ikut baik. Bergaul dengan lingkungan orang-orang nakal, pengaruhnya cepat sekali. Sekalipun seseorang itu orang baik dan tidak melakukan kenakalan akan tetapi jika ia berteman dengan orang nakal, akan dicap orang nakal juga. Kita hidup ditengah-tengah masyarakat, namun kita masih bisa memilih bagaimana cara kita bergaul.
Hidup memang harus perhitungan sebab Tuhan memperhitungkan proses perjalanan hidup kita didunia. Kita diberi jatah rejeki, umur, sesuai dengan perhitunganNYA. Jika kita hanya dilimpahi harta sedikit, harus disyukuri, mungkin saja Tuhan tidak mengijinkan kita menjadi orang lalai, banyak bermaksiat jika diberi harta berlimpah. Kekayaan yang berlimpah, mungkin itulah ujian dariNYA, apakah harta tersebut hanya membuat manusia bermaksiat atau malah menjadi kran air bagi yang membutuhkan. “Semoga bermanfaat dan mohon koreksinya”

Leave a comment