Cara Mudah Buat 500 Video Dalam Waktu Lima Menit

Ingin buat video dari karya sendiri? Enggak susak kok. Video ini akan memberikan Anda tutorial bagaimana caranya membuat 500 video dalam waktu lima menit.

Setelah menonton video ini, Anda pasti bisa melakukannya dan bisa membuat lebih dari 500 video. Yuks, praktikan dengan softwware Anda.

Mengintip Kemegahan Rumah Cristiano Ronaldo

Siapa yang tidak tahu dengan Cristiano Ronaldo, Bintang Real Madrid sekaligus kapten Timnas portugal itu adalah salah satu pemain terbaik di Dunia.

Ronaldo yang sering disapa CR7 ini juga dikenal dengan seorang yang playboy. Dengan gaji yang dimilikinya apapun pasti bisa didapatkan oleh Ronaldo. Pemain sepakbola tampan ini mempunyai rumah yang sangat mewah yang layaknya istana.

Cara Mengupas Kulit Telur Dalam 10 Detik

Mengupas kulit telur acapkali membuat banyak orang kesusahan dan kerepotan. Apalagi dalam jumlah banyak. Pastinya sangat repot banget.

Nah, sekarang ada teknik baru yang dapat memudahkan Anda mengupas kulit telur dalam waktu yang singkat. Yakni hanya 10 detik. Mau tahu caranya? Tonton dan simak video berikut ini.

Awas! Penyakit Ini Intai Pecinta Burung

Penyakit ini muncul dari kotoran burung Merpati.

             Hati-hati bagi Anda yang gemar memelihara burung terutama burung Merpati. Pasalnya, terlalu sering dekat atau bersentuhan dengan burung ini tenyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Ahli mikrobiologi India, Medha Deshmukh Bhaskaran mengatakan bahwa kotoran burung Merpati patut diwaspadai.

“Protein dalam kotoran burung itu mengambang di udara setelah mengering dan menjadi tepung. Jika terhirup terlalu sering akan menyebabkan gejala menyerupai asma, sesak napas, menggigil, demam, batuk kering dan ketidaknyamanan di dada,” imbuhnya yang juga merupakan seorang farmasis.

Jika tidak segera didiagnosis atau diobati, lanjut dia, akan menyebabkan hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan kelelahan ekstrem. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kondisi yang sangat serius yang disebut expired fibrosis, di mana jaringan fibrosa (jaringan parut) menggantikan bagian halus paru-paru (alveoli), yang seharusnya penuh dengan oksigen. Penggantian ini menyebabkan paru-paru kurang mendapat asupan oksigen.

Lantas, bagaimana untuk mencegah risiko tersebut, utamanya bagi mereka yang hobi memelihara burung Merpati? Medha menyarankan, sebaiknya pakai penutup hidung dan mulut (masker) saat berdekatan dengan burung.

“Anda tidak dilarang untuk mendekati dan memberi makan, tapi sebaiknya memakai proteksi yang maksimal,” jelasnya. (Indian Express)

Kuning Telur Berada di Luar Bagian Putih, Ini Tekniknya

Jangan heran jika suatu saat Anda makan telur rebus dengan bagian kuning telur berada di luar putihnya. Sebab, itu bukan sebuah keajaiban atau masalah genetika. Bukan sulap, bukan pula sihir.

Seorang ahli masak asal dari Jepang telah memperkenalkan teknik untuk mengubah kuning telur berada di luar bagian putih. Caranya cukup mudah.

Caranya, telur yang masih mentah dimasukkan ke dalam stoking. Lantas, telur itu diputar-putar. Cek hasilnya dengan cara disinar, bisa menggunakan senter.

Jika telur itu masih tembus sinar, berarti bagian kuning telur belum berada di luar. Sebaliknya, jika sinar sudah tidak menembus telur, berarti bagian kuning sudah berada di luar.

Sanitasi Buruk Lebih Mematikan Ketimbang AIDS

Studi: Sanitasi Buruk Lebih Mematikan Ketimbang AIDS

Setiap tahun 800 ribu perempuan meninggal terkait gangguan pencernaan akibat sulitnya akses air bersih.

Kanker payudara dan AIDS seringkali menjadi momok yang mematikan bagi perempuan. Tapi nyatanya sebuah penelitian justru mengungkap bahaya sanitasi buruk lebih mematikan dibanding dua kasus di atas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh WaterAid, sebuah organisasi yang bergerak untuk mengatasi masalah akses air bersih, disebutkan bahwa sanitasi merupakan hal penting yang menjadi corong untuk setiap kehidupan. Peneliti menghubungkan kasus kematian perempuan saat melahirkan, kurang gizi hingga pertikaian rumah tangga dengan akses air bersih di lingkungannya.

Hasilnya pun sangat mencengangkan. Sebanyak 800 ribu perempuan setiap tahun meninggal, utamanya disebabkan karena gangguan pencernaan yang berkaitan dengan akses air bersih yang sulit. Selain itu, temuan juga menunjukkan bahwa sanitasi yang buruk bisa meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) pada perempuan.

Barbara Frost selaku CEO waterAid mengatakan bahwa akses air bersih dan sanitasi memainkan peranan penting terhadap tingkat kematian ibu dan bayi di negara berkembang. Pasalnya akses air bersih yang sulit di beberapa negara berkembang kerap memicu infeksi saat perempuan melahirkan.

“Edukasi tentang pentingnya akses mendapatkan air bersih harus terus digalakkan. Jangan sampai menunggu lebih banyak lagi kematian yang sia-sia,” kata Barbara.

Menurut data yang dihimpun WaterAids, sebanyak 1 miliar perempuan di dunia tidak memiliki akses sanitasi yang baik. Sedangkan 370 juta jiwa hingga kini belum mendapatkan akses untuk air bersih.(Zeenews)

Bayi Ini Lahir dari Sperma yang Diambil dari Jenazah Ayahnya

Bayi Ini Lahir dari Sperma yang Diambil dari Jenazah Ayahnya

Padahal, jenazah ayahnya sudah dua hari disemayamkan sejak tewas akibat kecelakaan sepeda motor.

Seorang perempuan di Australia melahirkan seorang bayi lelaki yang sehat dan tampan. Uniknya, bayi tersebut merupakan hasil pembuahan sel telur oleh sperma yang diambil dari jenazah suaminya yang sudah dua hari meninggal.

Semua bermula dari kecelakaan sepeda motor yang menewaskan sang suami. Si istri berjuang keras, memohon pada pengadilan Australia untukk mengambil sperma dari jenazah suaminya.

Tim dokter awalnya tidak yakin apakah operasi pembuahan akan berhasil. Pasalnya, pengadilan butuh waktu dua hari untuk mengabulkan permohonan sang istri.

Alhasil, sperma dari jenazah sang suami bisa diambil 48 jam usai kematiannya. Memang, metode pengambilan sperma dari jenazah lelaki untuk membuahi sel telur bukan pertama kalinya dilakukan. Di masa lalu, pernah ada operasi semacam ini. Bedanya, kali ini 18 jam lebih lama.

“Di kalangan profesional, ini, menurut sudut pandang saya, adalah sebuah kisah cinta, dan amat luar biasa rasanya terlibat dalam upaya menolong seorang perempuan yang punya segudang cinta dan keberanian,” kata pakar bayi tabung atau in vitro vertilization (IVF) Steve Robson.

“Kami amat terkesan dengan cinta yang dimiliki perempuan ini dan ketahanannya menghadapi seluruh rintangan yang ia temui,” lanjutnya.

Ibu si bayi harus pergi dari Adelaide ke Canberra untuk menjalani prosedur pembuahan bayi tabung tersebut. Pasalnya, operasi bayi tabung adalah kegiatan ilegal di Adelaide.

“Salah satu alasannya saya pikir awalnya ini hanya akan membuang waktu saja, dan di sisi lain, saya berpikir apakah ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,” kata Profesor Kelton Tremellen.

“Pada akhirnya saya memutuskan saya akan melakukan itu karena saya rasa ini bukanlah sebuah pertempuran yang harus ia hadapi saat ia kehilangan suaminya,” tutur Kelton yang juga terlibat dalam operasi tersebut. (Metro)

Ajaib, Berkat Makan Nanas Perempuan Ini Sembuh dari Kanker

Ajaib, Berkat Makan Nanas Perempuan Ini Sembuh dari Kanker

Ia sama sekali tidak menjalani kemoterapi dan menjauhi daging.

Suara.com – Hingga saat ini, kanker belum ada obatnya. Kemajuan dunia medis sejauh ini hanya mampu menghambat perkembangan sel-sel kanker yang mematikan.

Namun, kisah seorang perempuan di Australia ini amatlah luar biasa. Divonis hanya memiliki sisa waktu lima tahun untuk hidup karena kanker yang telah menyebar ke seluruh tubuhnya, perempuan ini justru berhasil mengalahkan kanker dengan mengkonsumsi buah nanas secara rutin.

Candice Marie Fox nama perempuan yang kini berusia 31 tahun ini. Perempuan asal Houghton regis, Hertfordshire, ini awalnya menemukan benjolan di atas tulang selangkanya pada tahun 2011. Hasil pemeriksaan ultrasonografi mengungkap adanya 20 sel kanker tiroid papila di tubuh Candice.

Ternyata, sel-sel kanker sudah menjalar ke liver dan tulang leher bagian belakangnya. Bahkan, pembentukan sel kanker sudah mulai terlihat di paru-parunya. Parahnya lagi, oleh dokter, Candice divonis hanya punya waktu lima tahun untuk hidup.

Dokter menyarankannya untuk menjalani kemoterapi guna melawan pertumbuhan sel kanker. Namun, Candice menolak.

Alasannya, Candice tak percaya kemoterapi bisa membantu. Pasalnya, teman Candice, Jamie Brownsmead, (31), dan sepupunya Frankie Gerathy, (13) meninggal dunia karena kemoterapi justru membuat tubuhnya kian lemah.

Sebaliknya, Candice, yang bermukim di Karratha, Australia Barat, memilih jalan lain.

“Saya mulai mengkonsumsi banyak buah-buahan – terkadang selama berminggu-minggu saya hanya makan buah,” kata Candice.

Candice mulai mencari referensi di internet dan makan hanya buah dan sayuran. Salah satu buah yang paling banyak ia makan adalah nanas. Sebab, nanas adalah buah kaya akan Bromelain, senyawa yang diyakini ‘memangsa’ sel-sel kanker. Dalam sehari, Candice bisa menghabiskan tiga buah nanas.

“Saya membuang tumor-tumor besar dengan cara membuat mereka lapar dengan ilmu makanan murni,” ujar Candice.

“Seperti nanas, kiwi, dan pepaya – saya mendapat informasi bahwa bromelain memangsa lapisan protein tertentu pada sel kanker,” sambungnya.

Candice juga berhenti makan daging, yang konon membuat banyak energi tubuh untuk mencernanya.

“Ada sebuah protein dalam produk olahan hewan yang justru memberi makan sel kanker dan ketika saya makan banyak, tubuh saya tidak bisa menyembuhkan diri karena seluruh energi kita terbuang untuk mencerna makanan,” katanya.

“Saat ini tidak ada tumor yang tersisa di dalam tubuh saya. Saya amat bersyukur. Saya menjadi diri saya seutuhnya,” sambungnya.

Candice juga menjauhi produk-produk kosmetika, semprotan pembersih, rokok dan mulai rutin melakukan yoga. Candice juga menceraikan suaminya yang menurutnya, tidak mendukung upayanya untuk sembuh dari kanker.

Setelah enam bulan menjalani pola hidup sehat, Candice kembali pergi ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, sel-sel kanker dalam tubuh Candice hampir hilang seluruhnya.

Kadar thyroglobulin, protein yang diproduksi sel-sel kanker, di tubuh Candice berkurang drastis, dari 13 ke 0,7 nanogram per mililiter. Tes terbaru yang ia jalani malah menunjukkan hasil lebih menggembirakan. Kadar protein tersebut menurun jadi hanya 0,2 saja, hanya 0,1 lebih tinggi dari batasan normal.

Candice kini aktif dalam kegiatan seni dan punya agensi model. Ia juga membuat sebuah situs yang bertujuan memotivasi orang untuk memantau dan menjaga kesehatan tubuh.

Pakar onkologi Mark Simon, direktur Nutritional Oncology Research Institute di California adalah salah satu orang yang turut berjasa membantu Candice untuk sembuh.

“Asupan makanan memegang peranan penting, juga olah raga, pikiran positif, dan spiritualitas,” kata Simon.

“Buah-buahan seperti nanas mengandung campuran enzim proteolitik seperti bromelain yang dikenal sebagai penangkal kanker,” sambungya.

“Ilmu pengetahuan tidak memberikan semua jawaban dan kita harus selalu membuka diri pada kekuatan di luar pemahaman kita,” tutup Simon. (Mirror)

Ketua BEM Berpeluang Besar Raih Beasiswa LPDP

Ketua BEM Berpeluang Besar Raih Beasiswa LPDP
 Berbahagialah Anda para aktivis kampus. Pasalnya, para aktivis kini punya kesempatan besar untuk mendapatkan beasiswa lanjut studi program pascasarjana. Beasiswa dari mana?

Ya, beasiswa itu bernama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang dikelola Kementerian Keuangan RI. LPDP memberikan kesempatan aktivis kampus mendapatkan beasiswa studi program magister (S2) dan doktor (S3).

“Para aktivis kampus, seperti ketua BEM (badan eksekutif mahasiswa) itu mempunyai kesempatan besar untuk lolos program LPDP. Asalkan mereka tidak punya catatan buruk selama di kampus,”

Beasiswa LPDP merupakan program beasiswa untuk lanjut studi di dalam negeri maupun luar negeri. Program ini bertujuan menyiapkan pemimpin bangsa dan profesional untuk menjadi lokomotif kemajuan Indonesia.
Ada 29 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai penyelenggara seleksi beasiswa LPDP tahun 2015.

sumber : tribun network

AWAS!!! Bahaya Wi-Fi yang Jarang Disadari

Bahaya Wi-Fi yang Jarang Disadari
  Ilustrasi kanker
Bagi banyak orang, adanya Wi-Fi gratis sangat bermanfaat. Sejumlah hotel, restoran, hingga taman kini menyediakan layanan Wi-Fi.

Namun, adanya Wi-Fi di banyak tempat justru membuat wanita di Inggris, Mary Coales (63) khawatir.

Mary mengaku mulutnya merasa linu ketika dekat dengan pancaran Wi-Fi. Ia percaya telah menderita sindrom intoleransi hipersensitivitas elektromagnetik (electromagnetic hypersensitivity intolerance syndrome/EHS).

Banyak yang percaya bahwa radiasi dari Wi-Fi meskipun tidak terlalu tinggi mampu menyebabkan sakit kepala, lesu,dan mual hingga kesulitan bernapas, bahkan kelumpuhan.

Mereka juga takut radiasi dapat menyebabkan kanker, penyakit autoimun, dan gangguan saraf dalam jangka panjang.

“Seluruh hidup saya berubah. Saya harus menemukan cara untuk menghindari Wi-Fi dan sinyal telepon. Wi-Fi di mana-mana sekarang, sehingga sangat sulit bagi saya untuk menghindarinya. Bahkan lebih sulit dari menghindari orang-orang yang menggunakan ponsel,” ujar Mary.

Sebuah penelitian tahun 2011 menemukan bahwa aktivitas otak siswa laki-laki menurun di daerah yang terpancar radiasi Wi-Fi.

Hasil penelitian American Society for Reproductive Medicine pada tahun 2010 juga menyatakan bahwa sinyal wifi secara signifikan juga dapat mengganggu aktivitas otak pada wanita muda.

Namun sindrom intoleransi hipersensitivitas elektromagnetik atau EHS belum diakui secara medis di Inggris.

Badan Perlindungan Kesehatan Inggris menyatakan tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan antara gangguan kesehatan dengan peralatan elektronik, meskipun banyak orang yang merasakan dampaknya.

Salah satu dokter GP NHS di Somerset, Andrew Tresidder mengaku prihatin EHS tidak diakui secara medis. Andrew mengaku telah banyak mendapati pasien yang mengeluhkan gejala EHS.

“Sensitivitas Electro adalah penyakit yang sangat nyata, ” kata dia.

Menurut dia, sel-sel dalam tubuh bisa sensitif dengan jenis gelombang energi, seperti suara dan cahaya. Oleh karena itu, tak heran jika sel tubuh juga bisa sensitif terhadap jenis lain, seperti gelombang radio.

Sementara itu, Direktur Fisika Medis di Royal Berkshire NHS Foundation Trust, Malcolm Sperrin menilai tidak ada bukti mengenai hubungan antara sinyal ponsel, WiFi dan penyakit.

“Tingkat radiasi dari mereka sangat rendah. Dalam banyak kasus, hampir tidak terdeteksi (radiasi). Intensitas radiasi Wi-Fi100.000 kali lebih kecil dari oven microwave,” kata dia.

Tak hanya Mary, seorang musisi Ricky Gardiner (66), yang pernah menjadi pemain gitar untuk Iggy Pop dan David Bowie di tahun 70-an itu juga merasakan hal yang sama.

Ricky percaya penyakitnya itu muncul karena ia sering membuat musik menggunakan lima komputernya.

“Ini dimulai dengan kehangatan aneh dalam tubuh saya. Pertengahan tahun 90-an, saya merasa sangat tidak sehat, dengan detak jantung dan pernapasan masalah tidak teratur,” kata Ricky.

Hal yang sama dialami Sue Brown (53). Ia terpaksa mengundurkan diri sebagai guru di sebuah sekolah independen bergengsi tiga tahun lalu setelah Wi-Fi dipasang di sekolah itu.

Brown mengaku mengalami kesulitan tidur pada malam hari, sakit kepala, dan terkadang mereasa mual. Dokter pun memberikan obat penghilang rasa sakit, namun tidak berhasil.

“Sekarang, saya tidak bisa pergi ke mana pun, karena Wi-Fi begitu luas. Gejala yang menghebohkan, tapi ketika saya menceritakannya, orang-orang melihat seolah-olah saya gila, ” ucap Brown.(dechacare.com)